VARIASI POLA DERMATOGLIFI MAHASISWA FAKULTAS IPA DAN KELAUTAN UNIVERSITAS OSO BERDASARKAN SUKU DAN JENIS KELAMIN

Dermatoglifi (pola sidik jari) dapat digunakan secara luas untuk alat identifikasi seseorang, aspek biologis, dan perbedaan diantara suku-suku. Sidik jari terbentuk sejak awal perkembangan embrio 13 minggu sampai embrio 24 minggu. Pola sidik jari ditentukan oleh banyak gen (poligen) sehingga secara genetik tidak pernah berubah seumur hidup, kecuali dipengaruhi oleh kerusakan lingkungan. Variasi pola sidik jari satu spesies dengan spesies lain berbeda dan umumnya menunjukkan kekhasan masing-masing spesies tersebut. Sidik jari merupakan alat identifikasi suku bangsa dan jenis kelamin. Masing-masing suku bangsa memiliki kekhasan sidik jari nya sendiri. Hal yang sama berlaku juga dengan perbedaan jenis kelamin. Hal ini lah yang mmenjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi pola dermatoglifi mahasiswa Fakultas IPA dan Kelautan Universitas OSO berdasarkan perbedaan suku dan jenis kelamin. Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan September s.d. Oktober 2024 di kampus Universitas OSO. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel sidik jari pada 50 responden, yaitu mahasiswa FIPAK UNOSO. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pola sidik jari yang dominan ditemukan pada mahasiswa FIPAK UNOSO adalah pola loop dengan persentase 54,67% dan pola sidik jari yang jarang ditemukan adalah pola arch dengan persentase 2,67%. Suku Dayak memiliki pola sidik jari dominan whorl, sedangkan suku Bugis, Jawa, dan Melayu memiliki pola sidik jari dominan loop.