Eksplorasi Potensi Bakteri Laut Indigenous asal Perairan Pulau Pelapis Kalimantan Barat untuk Biodegradasi Limbah Plastik

Peningkatan jumlah limbah plastik secara drastis pada beberapa tahun terakhir mengakibatkan pencemaran lingkungan yang semakin parah. Kebutuhan masyarakat akan plastik tidak dapat dihindari dan terus meningkat sehingga menghasilkan limbah plastik yang terus bertambah setiap waktu. Risiko berbahaya dari limbah plastik bagi mahluk hidup meningkat karena fragmentasi plastik menjadi mikroplastik. Pengelolaan limbah plastik yang tidak tepat dapat mengakibatkan permasalahan lingkungan karena limbah plastik menjadi kontaminan dan tidak dapat didegradasi dalam waktu singkat.
Pengelolaan dan daur ulang limbah plastik umumnya terdiri dari dua pendekatan, yaitu pendekatan mekanik dan kimia yang menghasilkan penurunan kualitas plastik (downcycling) dan membutuhkan energi yang besar. Selain itu, penampungan (landfilling) dan pembakaran juga menjadi metode yang umum dilakukan di negara berkembang dan menyebabkan permasalahan lingkungan lain, seperti pencemaran tanah dan perairan, serta peningkatan emisi gas rumah kaca.
Inovasi teknologi dalam proses pengelolaan limbah plastik diperlukan agar meningkatkan kualitas produk daur ulang (upcycling) serta tidak menimbulkan masalah lingkungan baru. Biodegradasi plastik menjadi salah satu alternatif pengelolaan limbah plastik yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan. Biodegradasi plastik adalah proses depolimerisasi plastik dengan menggunakan mikrooganisme dan/atau biokatalis enzim. Studi mengenai biodegradasi plastik menarik perhatian banyak peneliti sehingga banyak pencarian berbagai jenis mikroorganisme/enzim yang potensial untuk proses tersebut.
Berbagai jenis mikrooganisme pendegradasi plastik telah ditemukan dari berbagai jenis habitat lingkungan, seperti tempat penampungan sampah, tanah, perairan air tawar, termasuk laut. Ekosistem laut berpotensi menghasilkan mikroorganisme pendegradasi plastik yang khas dan novel karena habitat laut memiliki kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti suhu rendah, paparan cahaya rendah, tekanan dan salinitas tinggi. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya alam laut yang belum banyak diteliti, termasuk perairan laut di Pulau Pelapis, Kalimantan Barat. Hingga saat ini, belum ada publikasi mengenai eksplorasi bakteri laut indigenous asal Pulau Pelapis, sehingga sangat menarik untuk mengeksplorasi dan mencari potensi bakteri laut dari lingkungan tersebut.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh isolat bakteri laut baru khas Indonesia yang memiliki kemampuan biodegaradasi plastik sebagai alternatif pengelolaan limbah plastik yang ramah lingkungan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari kondisi optimum kultivasi isolat bakteri dalam berbagai variasi parameter pertumbuhan. Penelitian ini menjadi tahap awal dari rangkaian peta jalan penelitian eksplorasi bakteri dan enzim untuk biodegradasi plastik. Metode penelitian dibagi ke dalam lima tahapan, yaitu (i) pengambilan sampel spons laut; (ii) isolasi bakteri yang berasosiasi dengan spons laut; (iii) kultivasi bakteri dalam media yang mengandung plastik; (iv) identifikasi isolat bakteri, dan (iv) optimasi kondisi biodegradasi plastik. Penelitian ini bermitra dengan Kelompok Keilmuan Biokimia, Institut Teknologi Bandung, dan akan melibatkan dua orang mahasiswa melalui skema Moda Riset dalam kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Sebagai luaran wajib, hasil penelitian akan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah setiap tahunnya pada satu jurnal internasional yang terindeks pada basis data bereputasi, yaitu Journal of Microbiology, Biotechnology and Food Sciences. Luaran tambahan yang ditargetkan pada penelitian ini berupa kekayaan intelektual dalam bentuk paten sederhana. Kondisi kesiapterapan penelitian yang diajukan pada proposal ini ada pada status formulasi konsep dan aplikasi formulasi. Oleh karena itu, penelitian ini berada pada tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) 2.