Isolasi Bakteri Laut Pendegradasi Pati dari Pulau Pelapis Kalimantan Barat untuk Produksi Bioetanol dari Limbah Makanan

Peningkatan populasi masyarakat dunia berdampak pada meningkatnya konsumsi makanan, dan tentunya limbah makanan akibat aktivitas tersebut. Sebagai negara berpopulasi padat, limbah makanan yang dihasilkan di Indonesia menjadi limbah dengan timbunan terbesar yang dapat mengakibatkan permasalahan lingkungan. Hingga saat ini, pengelolaan limbah makanan dilakukan melalui pengomposan, pembakaran, atau pembuangan di tempat pembuangan sampah. Pengelolaan yang efektif dan efisien pada limbah makanan diperlukan agar dapat tercipta pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, sesuai dengan salah satu tujuan dalam sustainable development goals.
Dengan konsep circular economy dalam ekonomi berkelanjutan, fokus pengolahan limbah diarahkan untuk menghasilkan produk baru bernilai guna tinggi. Urgensi penelitian ini adalah mencari alternatif pengelolaan limbah makanan yang selaras dengan circular economy. Limbah makanan banyak berasal dari makanan berbasis pati dan biomolekul lainnya, seperti lipid, protein, vitamin, dan selulosa. Pati merupakan polisakarida yang dapat dihidrolisis menjadi monosakarisa, seperti glukosa, melalui proses hidolisis enzymatik. Glukosa yang dihasikan dapat difermentasikan menjadi bioetanol dengan menggunakan mikroorganisme, sebagai sumber energi alternatif.
Dalam impelementasi pengolahan limbah makanan menjadi bioetanol, diperlukan enzim yang memiliki aktivitas dan stabilitas baik. Enzim yang berasal dari bakteri laut berpotensi memiliki efektifitas yang lebih baik, karena lingkungan laut yang unik memberikan tekanan selektif pada bakteri, untuk menghasilkan enzim yang dapat beradaptasi dengan kondisi ekstrem. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki sasaran untuk mengungkap potensi bakteri laut yang memiliki kemampuan degradasi pati, dari Pulau Pelapis, Kalimantan Barat.
Hal tersebut sesuai dengan topik dalam fokus riset kemaritiman yang tertuang pada Rencana Induk Riset Nasional, yaitu eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut. Adapun luaran wajib yang ditargetkan adalah menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi, yaitu Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Tingkat kesiapterapan teknologi yang dihasilkan pada penelitian ini adalah TKT 2, yaitu status formulasi konsep dan aplikasi formulasi. Penelitian ini menjadi langkah awal dalam pemanfaatan limbah makanan menjadi bioetanol.