Kautsar, Sulthan Putra (2024) ANALISIS LARANGAN PERNIKAHAN AHWAL DENGAN SYARIFAH DI KOTA PONTIANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974. Skripsi thesis, Universitas OSO.
Bab I & V Sulthan Putra Kautsar (2002021002).pdf
Download (1MB) | Preview
Bab II, III, & IV Sulthan Putra Kautsar (2002021002).pdf
Restricted to Registered users only
Download (302kB)
Abstract
Pandangan keturunan Habib di Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak terhadap pernikahan Syarifah harus menikah dengan Sayyid, jika Sayyidah/Syarifah menikah dengan Ajam maka dianggap telah memutuskan hubungan kekerabatan yang mereka anggap sama dengan keturunan Nabi. Mereka sangat menjaga kemurnian keturunan Rasulullah SAW. mengikuti apa yang dikatakan oleh seorang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq yang mengatakan: “Cintailah Muhammad melalui cinta kepada para keturunannya (Ahlul Bait).”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode empiris dengan mengumpulkan data-data primer berupa wawancara. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang diamati berupa ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, dengan pendekatan Deskriptif, yaitu dengan menggambarkan dan menganalisa berdasarkan fakta atau data yang ada yang terkumpul sebagaimana adanya pada saat penelitian ini dilakukan.
Hasil analisis dari penelitian tersebut adalah Larangan pernikahan antara Ahwal dengan Syarifah, secara di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan hukum Islam hal tersebut tidak dapat dibenarkan, karena didalam pernikahan status kafa’ah bukan sebagai syarat sah pernikahan dan hanya sebagai sesuatu hal yang dipertimbangkan, artinya baik kafa’ah itu ada atau tidak, maka pernikahan tetap bisa dilaksanakan dan hukumnya sah, dengan syarat wali dan wanita tersebut riḍa dengan pernikahannya, tetapi kafa’ah bisa berubah status hukumnya menjadi syarat sah pernikahan dan bisa menimbulkan adanya pelarangan pernikahan ketika tidak ada riḍa dari wali atau dari wanitanya. pernikahan syarifah dengan laki-laki non sayyid itu diperbolehkan menurut perspektif hukum Islam, karena dianggap bahwa semua manusia adalah sama, dan yang dilihat adalah sisi ketakwaannya kepada Allah SWT, bukan dari sisi nasab ataupun kebangsawanannya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Analisis, Larangan, Pernikahan |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum > Hukum |
Depositing User: | Admin Repositori 1 |
Date Deposited: | 05 Nov 2024 03:56 |
Last Modified: | 05 Nov 2024 03:56 |
URI: | https://repository.oso.ac.id/id/eprint/43 |