Wijaya, Dimas Prayogo (2024) NOODWEER EXCES TERHADAP PELAKU PEMBEGALAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF VIKTIMOLOGI. Skripsi thesis, Universitas OSO.
Bab I & V Dimas Prayogo Wijaya (2002021009).pdf - Accepted Version
Download (1MB) | Preview
![Bab II, III, & IV Dimas Prayogo Wijaya (2002021009).pdf [thumbnail of Bab II, III, & IV Dimas Prayogo Wijaya (2002021009).pdf]](https://repository.oso.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Bab II, III, & IV Dimas Prayogo Wijaya (2002021009).pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Abstract
Dalam interaksi sosial, hubungan antarindividu menghasilkan berbagai peristiwa sosial, termasuk kejahatan. Kejahatan seperti pembegalan, yang sering terjadi pada malam hari, melibatkan perampasan dengan kekerasan terhadap korban, meskipun tidak secara eksplisit diatur dalam hukum positif, masuk dalam ranah hukum pencurian dengan kekerasan atau pemerasan menurut KUHP. Korban yang membela diri terkadang berhadapan dengan pertanyaan hukum apakah tindakannya sah jika mengakibatkan kematian pelaku. Hukum menegaskan bahwa semua individu, termasuk pelaku kejahatan, memiliki hak atas perlindungan hidup, namun setiap kasus memerlukan penilaian terhadap fakta keadaannya masing-masing. Viktimologi mempelajari peran korban dan dampak kejahatan untuk membantu dalam pembuatan kebijakan pencegahan kejahatan yang lebih baik.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dianalisis dengan menggunakan metode normatif, berfokus pada analisis norma-norma atau peraturan yang berlaku dalam suatu sistem hukum atau sistem normatif lainnya. Penelitian ini ditinjau dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, pendekatan teori, serta pendekatan konspetual sebagai dasar pengumpulan data. Penggunaan beberapa teori, seperti Theory Of Necessary Defense, Theory of pointles punishment, serta Victim precipitation theory yang juga menjadi dasar pengkajian penelitian ini untuk menemukan hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Noodweer Exces, yang mencakup pembelaan terpaksa yang melampaui batas yang diatur dalam Pasal 49 ayat (2) KUHP, menyatakan bahwa tindakan tersebut "tidak dipidana". Namun, tidak sepenuhnya menghapuskan pidana, karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Situasi ini terjadi ketika seseorang mengalami goncangan jiwa hebat akibat serangan atau ancaman, yang kemudian mengakibatkan kematian pelaku kejahatan, seperti dalam kasus pembegalan. Studi viktimologi tentang korban kejahatan memberikan wawasan dalam memahami peran korban dalam kejahatan pembegalan. Tipologi korban menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, korban mungkin memicu kekerasan yang mengarah pada kematian pelaku, menghadirkan konsep bahwa "korban lebih bersalah dari pelaku". Dalam konteks hukum, Noodweer Exces dapat dianggap sebagai faktor pemaaf yang dipertimbangkan oleh hakim dalam pengadilan, dengan penilaian yang mempertimbangkan semua aspek fakta dan keadaan spesifik kasus tersebut.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Noodweer Exces, Pembegalan, Viktimologi. |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum > Hukum |
Depositing User: | Admin Repositori 1 |
Date Deposited: | 30 Oct 2024 09:13 |
Last Modified: | 30 Oct 2024 09:13 |
URI: | https://repository.oso.ac.id/id/eprint/6 |